Total Tayangan Halaman

Senin, 24 Oktober 2011

PENGUSAHA SUKSES

" Bob Sadino "




Bob sadino lahir di Lampung, 9 Maret 1933 atau sering di sapa om Bob.
Bob Sadino adalah anak dari lima bersaudara yang hidup dari keluarga yang berkecukupan.
Sejak umur 19 tahun ia telah mewarisi harta kekayaan orang tuanya, sebab saudara kandungnya sudah hidup mapan.

Ia adalah pengusah yang sukses di Indonesia dalam bidang pangan dan peternakan. Dan ia juga pemilik jaringan usaha Kemfood dan Kemchik. Ciri khas dari Bob sadino itu sering menggunakan kemeja lengan pendek dan celana pendek.

Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk berkeliling dunia. Dalam perjalanannya itu Bob singgah di negeri Belanda dan menetap kurang lebihnya 9 tahun, ia juga bekerja di Djakarta Lylod di kota Amsterdam dan juga Hamburg, Jerman . Ketika menetap di belanda ia menemukan pasangan hidupnya yang bernama Soelami Soejoed.

Pada tahun 1967, ia dan keluarganya kembali pulang ke Indonesia dengan membawa dua mobil Mercedes tahun 1960-an. satu dari mobil tersebut di jualnya untuk membeli rumah di Kemang, Jakarta selatan.
Setelah beberapa lama ia tinggal di Indonesia, ia memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya karena ia sudah bertekad untuk bekarja secara  mandiri.

Pekerjaan awalnya adalah ia menyewakan mobilnya dan ia juga yang menjadi supirnya. Namun sayang, suatu ketika ia mendapatkan kecelakaan sehingga mobilnya rusak parah. Karena ia tidak memiliki uang untuk memperbaikinya. Bob beralih menjadi pemecah batu yang gajinya hanya Rp 100,- saja. ketika itu Bob sempat mengalami depresi berat akibat tekanan hidup yang di alaminya.

Suatu ketika, Bob di sarankan oleh temannya memelihara ayam untuk melawan depresi yg di alaminya.
Bob pun tertarik akan saran dari temannya itu, ketika itulah muncul inspirasi dari Bob untuk memulai berwirausaha. Bob memperhatikan ayam-ayamnya dan mendpatkan ilham bahwa " ayam saja bisa berjuang untuk hidup, tentu manusia pun juga biza ".

Sebagai peternak ayam, Bob dan istrinya menjual telur-telur ayam berkilo-kilo setiap harinya, selama stengah tahun lamanya. Mereka telah memiliki banyak langganan, terutama orang-orang asing. karena mereka fasih dalam berbahasa inggris dan tinggal di kawasan kemang, dimana terdapat banyak orang-orang asing.

Tidak jarang ia sering di caci maki oleh pelanggan dan pembantu orang asing. Namun mereka mengaca pada diri untuk memperbaiki pelayanan. Kemudian perubahan drastis terjadi pada diri Bob, dari feodal menjadi pelayan.setelah itu, lama kelamaan Bob yang berambut perak menjadi pemilik tunggal supermarket Kem Chik. Dan ia selalu berpenampilan menggunakan kemeja lengan pendek dan celana pendek.

Bisnis pasar swalayan Bob berkembang pesat, merambah ke agribisnis, khususnya holtikutura, mengelola kebun-kebun sayur mayur untuk konsumsi orang asing di Indonesia. Karena itu ia juga menjalin kerjasama dengan para petani di beberapa daerah.

Bob percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diawali kegagalan demi kegagalan. Perjalanan wirausaha tidak semulus yang dikira. Ia dan istrinya sering jungkir balik. Baginya uang bukan yang nomor satu. Yang penting kemauan, komitmen, berani mencari dan menangkap peluang.

Di saat melakukan sesuatu pikiran seseorang berkembang, rencana tidak harus selalu baku dan kaku, yang ada pada diri seseorang adalah pengembangan dari apa yang telah ia lakukan. Kelemahan banyak orang, terlalu banyak mikir untuk membuat rencana sehingga ia tidak segera melangkah. “Yang paling penting tindakan,” kata Bob.

Keberhasilan Bob tidak terlepas dari ketidaktahuannya membuat ia langsung terjun ke lapangan. 
Setelah jatuh bangun, Bob trampil dan menguasai bidangnya. Proses keberhasilan Bob berbeda dengan kelaziman, mestinya dimulai dari ilmu, kemudian praktik, lalu menjadi trampil dan profesional.
Menurut Bob, banyak orang yang memulai dari ilmu, berpikir dan bertindak serba canggih, arogan, karena merasa memiliki ilmu yang melebihi orang lain.
Sedangkan Bob selalu luwes terhadap pelanggan, mau mendengarkan saran dan keluhan pelanggan. Dengan sikap seperti itu Bob meraih simpati pelanggan dan mampu menciptakan pasar. Menurut Bob, kepuasan pelanggan akan menciptakan kepuasan diri sendiri. Karena itu ia selalu berusaha melayani pelanggan sebaik-baiknya.

Bob menempatkan perusahaannya seperti sebuah keluarga. Semua anggota keluarga Kem Chicks harus saling menghargai, tidak ada yang utama, semuanya punya fungsi dan kekuatan.


Kembali ke tanah air tahun 1967, setelah bertahun-tahun di Eropa dengan pekerjaan terakhir sebagai karyawan Djakarta Lloyd di Amsterdam dan Hamburg, Bob, anak bungsu dari lima bersaudara, hanya punya satu tekad, bekerja mandiri. Ayahnya, Sadino, pria Solo yang jadi guru kepala di SMP dan SMA Tanjungkarang, meninggal dunia ketika Bob berusia 19.

Modal yang iya bawa dari Eropa adalah dua mobil mercedes tahun 1960-an. satu dari mobil tersebut di jualnya untuk membeli rumah dan satunya di sewakan. Bob sendri supirnya. Suatu kali mobil itu di sewakan, bukan uang yang kembali tetapi malah mobilnya kecelakaan ”Hati saya ikut hancur,” kata Bob. Kehilangan sumber penghasilan, Bob lantas bekerja jadi kuli bangunan. Padahal, kalau ia mau, istrinya, Soelami Soejoed, yang berpengalaman sebagai sekretaris di luar negeri, bisa menyelamatkan keadaan. Tetapi, Bob bersikeras, ”Sayalah kepala keluarga. Saya yang harus mencari nafkah.”

Untuk menenangkan pikiran, Bob menerima pemberian 50 ekor ayam ras dari kenalannya, Sri Mulyono Herlambang. Dari sini Bob menanjak: Ia berhasil menjadi pemilik tunggal Kem Chicks dan pengusaha perladangan sayur sistem hidroponik. Lalu ada Kem Food, pabrik pengolahan daging di Pulogadung, dan sebuah ”warung” shaslik di Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta. Catatan awal 1985 menunjukkan, rata-rata per bulan perusahaan Bob menjual 40 sampai 50 ton daging segar, 60 sampai 70 ton daging olahan, dan 100 ton sayuran segar.

”Saya hidup dari fantasi,” kata Bob menggambarkan keberhasilan usahanya. Ayah dari dua anak ini lalu memberi contoh satu hasil fantasinya, bisa menjual kangkung Rp 1.000 per kilogram. ”Di mana pun tidak ada orang jual kangkung dengan harga segitu,” kata Bob.

Om Bob, panggilan akrab bagi anak buahnya, tidak mau bergerak di luar bisnis makanan. Baginya, bidang yang ditekuninya sekarang tidak ada habis-habisnya. Karena itu ia tak ingin berkhayal yang macam-macam.

Haji yang berpenampilan nyentrik ini, menyuakai musik klasik dan jazz. Saat-saat yang paling indah baginya, ketika shalat bersama istri dan dua anaknya.

Profil dan Biodata Bob Sadino

Nama :
Bob Sadino
Lahir :
Tanjungkarang, Lampung, 9 Maret 1933
Agama :
Islam

Pendidikan :
-SD, Yogyakarta (1947)
-SMP, Jakarta (1950)
-SMA, Jakarta (1953)

Karir :
-Karyawan Unilever (1954-1955)
-Karyawan Djakarta Lloyd, Amsterdam dan Hamburg (1950-1967)
-Pemilik Tunggal Kem Chicks (supermarket) (1969-sekarang)
-Dirut PT Boga Catur Rata
-PT Kem Foods (pabrik sosis dan ham)
-PT Kem Farms (kebun sayur)

Alamat Rumah:
Jalan Al Ibadah II/12, Kemang, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Telp: 793981

Alamat Kantor :
Kem Chicks Jalan Bangka Raya 86, Jakarta Selatan Telp: 793618
http://kolom-biografi.blogspot.com/2009/12/biografi-bob-sadino-pengusaha-sukses.html


KESIMPULAN

Kita bisa ambil hikmahnya bahwa kehidupan itu butuh perjuangan. Karena tanpa perjuangan hidup itu tidak ada artinya. Kehidupan yang instant juga tidak dapat dirasakan karena tidak pernah  mengalami jatuh bangunnya hidup apalagi di bidang bisnis.
Seperti cerita dari Bob Sadino, ia berjuang untuk bisa hidup mandiri walau banyak sekali rintangan dan cobaan yang dia alami. cobaannya itu seperti tadi yang di jelaskan bahwa pada waktu ia memulai usaha menyewakan Mercedesnya ternyata bukan untung tapi malah terjadi kecelakaan.
karena tekad dan perjuangannya yang sangat tinggi akhirnya dia bisa memiliki supermarket Kem chik sampai sekarang ia sudah memiki banyak perusahaan.

Jadii usaha dan perjuangan itu sangat penting dalam kehidupan kita. Jangan pernah meremehkan suatu perjuangan hidup karena kehidupan itu bernilai mahal harganya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar