Orde lama di mulai pada saat masa pemerintahan Soekarno ( 1945-1965 ). Setahun setelah pemerintahan belanda mengakui adanyanya kedaulatan RI. kemudian di keluarkannya obligasi dari pemerintah. yaitu dengan di tandai dengan mulay aktifnya pasar modal indonesia. Dengan di terbitkannya Undang-undang darurat no. 13 tanggal 1 september 1951. yang akan di tetapkan sebagai UU no 15 tahun 1952 tentang bursa . pemerintah membuka bursa efek di jakarta sejak tanggal 31 juni 1952.
Sejak bursa efek berkembang dengan pesat, waktu itu efek yang di perdagangkan adalah efek yang di keluarkan sebelum adanya perang dunia ke II. Aktivitas seperti ini menjadi lebih meningkat semenjak Bank Industri Negara mengeluarkan pinjaman obligasi. Biasanya para pembeli obligasi bnyak dari warga Belanda dan badan hukum.
Namun keadaan seperti ini hanya berlangsung sebentar karena pada saat itu terlihat kelesuan pemerintah RI terhadap Belanda sehingga mengganggu hubungan ekonomi kedua negara dan mengakibatkan warga negara Belanda meninggalkan Indonesia. Perkembangan tersebut makin parah dengan memburuknya hubungan RI dengan Belanda mengenai sengketa Irian Jaya. Kemudian disusul dengan instruksi dari Badan Nasionalisasi Perusahaan Belanda ( BANAS ), dengan adanya laranngan Bursa efek Indonesia untuk memperdagangkan semua efeknya dari perusahaan Belanda yang beroperasi di Indonesia, termasuk pula semua efek yang bernominasi mata uang Belanda. Pada waktu itu tingkat inflasi cukup tinggi dengan semakin menggoncang dan mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap pasar modal dan pasar uang juga terhadap mata uang rupiah yang sedang mencapai puncaknya.
penurunan seperti ini mengakibatkan nilai nominal saham dan obligasi menjadi rendah, sehingga tidak membuat insvestor menarik lagi. Hal ini merupakan pasar surut Pasar Modal Indonesia pada saat orde lama.
Orde baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan presiden soeharto di indonesia pada tahun 1966-1997. Pada masa itu ekonomi Indonesia berkembang sangat pesat seiring dengan menjalanya praktik korupsi di Indonesia. Selain itu kesenjangan antara rakyat yang kaya dan yang miskin semakin melebar. Pengeksploitasian sumber daya besar - besaran yang menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang besar namun tidak merata di indonesia selama masa pemerintahannya.
Sejak bursa efek berkembang dengan pesat, waktu itu efek yang di perdagangkan adalah efek yang di keluarkan sebelum adanya perang dunia ke II. Aktivitas seperti ini menjadi lebih meningkat semenjak Bank Industri Negara mengeluarkan pinjaman obligasi. Biasanya para pembeli obligasi bnyak dari warga Belanda dan badan hukum.
Namun keadaan seperti ini hanya berlangsung sebentar karena pada saat itu terlihat kelesuan pemerintah RI terhadap Belanda sehingga mengganggu hubungan ekonomi kedua negara dan mengakibatkan warga negara Belanda meninggalkan Indonesia. Perkembangan tersebut makin parah dengan memburuknya hubungan RI dengan Belanda mengenai sengketa Irian Jaya. Kemudian disusul dengan instruksi dari Badan Nasionalisasi Perusahaan Belanda ( BANAS ), dengan adanya laranngan Bursa efek Indonesia untuk memperdagangkan semua efeknya dari perusahaan Belanda yang beroperasi di Indonesia, termasuk pula semua efek yang bernominasi mata uang Belanda. Pada waktu itu tingkat inflasi cukup tinggi dengan semakin menggoncang dan mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap pasar modal dan pasar uang juga terhadap mata uang rupiah yang sedang mencapai puncaknya.
penurunan seperti ini mengakibatkan nilai nominal saham dan obligasi menjadi rendah, sehingga tidak membuat insvestor menarik lagi. Hal ini merupakan pasar surut Pasar Modal Indonesia pada saat orde lama.
Orde baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan presiden soeharto di indonesia pada tahun 1966-1997. Pada masa itu ekonomi Indonesia berkembang sangat pesat seiring dengan menjalanya praktik korupsi di Indonesia. Selain itu kesenjangan antara rakyat yang kaya dan yang miskin semakin melebar. Pengeksploitasian sumber daya besar - besaran yang menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang besar namun tidak merata di indonesia selama masa pemerintahannya.
Sejak masa reformasi samapai sekarang ini kondisi krisis moneter yang berlanjut krisis ekonomi yang saat ini belum ada tanda - tanda pemulihannya. Walaupun pertumbuhan ekonomi sekitar 6% untuk tahun 1997 dan 5,5% untuk tahun 1998 dimna inflasi sudah memperhitungkannya tetapi laju inflasi masih cukup tinggi yaitu sebesar 100%. Pada tahun 1998 hampir seluruh sektor mengalami pertumbuhan negatif , hal ini beda dengan kondisi ekonomi tahun 1999. Faktor - faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi indonesia adalah :
1. Faktor produksi
1. Faktor produksi
2. Faktor investasi
3. Faktor perdagangan luar negeri dan neraca pembayaran
4. Faktor kebijakanan inflasi moneter dan inflasi
5. Faktor keuangan negara
Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar